5 Puisi Favorit Dalam Buku Perempuan Jika Itulah Namamu Karya Kang Maman



Puisi 1 


Riang kala bunga merekah lentik 

Goda kumbang datang mendekat 

Ikhlas berbagi tiba masa dipetik


Pernah pula kubermimpi merupa jambangan 

Diisi bunga-bunga rupawan 

Dipandang insan tak bosan-bosan


Tak jua marah disunting bunga plastik 

Tegap gagah berdiri tegak 

Tanggungjawab jiwa patriotik


Kini

Tak lagi kurajut cita-cita 

Bukan sebab jiwa telah mati


Akan tetapi

Ada kamu yang buatku luruh 

Cintai seluruh hati


Hlm 5


Puisi 2 


Kalau ada yang tanya 

Aku sedang apa 

Jawab saja:

Membacamu


Hlm 14


Puisi 3



Tahukah kau 
Cinta itu:

Mendoakan senantiasa 
Meski di sisimu ia tak berada

Bersetia 
Meski tidak bersama


Puisi 4


Cinta selalu berisi ancaman 

Tapi tidak bagiku 

Cintamu pelukan teraman


Seperti menyesap kopi 

Bagian terpahit darinya 

Justru yang paling kunikmati


Sampai di suatu hari 

Angin menerbangkan merpati mengabarkan

Amarah liar telah merobek sunyi


Ketika kau beranjak meninggalkan 

Yang tersisa 

Hanya siksaan


Hlm. 79


Puisi 5


Perempuan, jika itulah namamu..

Kepergiannya hanyalah salah satu adegan 
dari drama panjang yang endingnya sudah ditulis 
namun belum diumumkan

Kekalahan memang meninggalkan kepedihan, 
Bagaikan pertemuan yang selalu menjanjikan perpisahan, 
dan cemas menunggu waktu tiba

Apakah kepergian itu ibarat air mata yang tertumpah. 
Hanya kelegaan sementara. 
Namun luka yang digaruknya abadi selamanya

Barangkali 
Aku kamu dan kenangan bukan ruang hampa 
Hanya saja aku terlalu berharap untuk kembali

Kemari, dik, biar kuseduhkan secangkir 
Kopi Toraja 
Yang getirnya kita hidu bersama 
Agar kita punya rasa yang sama

Ampas kopi yang tertinggal di bibirmu 
Ajakku masuk ke relung hatimu 
Diam di sana abadi dalam damai yang ngilu

Tak ada yang pergi, bisikmu 
Kita cuma tersesat bersama 
Di secangkir kopi yang pahitnya sama-sama kita hidu

Hlm 152



Komentar

Postingan populer dari blog ini